← Back to portfolio

Asa, Aksa, Aksara

Published on
Braga

Hampir dua tahun sejak terakhir kali kita masih akrab bertukar sapa.

Mencoba memutar kembali semua kenang tentang kita.

Iya, kita.

Kita yang tak pernah berakhir dengan sebuah kata.

Kau yang dahulu selalu hadir dalam setiap asa, kini telah aksa, dan hanya sebatas aksara dalam setiap sajak yang kutulis.

Hingga saat aku menulis ini, aku masih tak cukup berani membuka laman percakapan kita dulu, maupun segala hal tentangmu.

Tapi, kuharap, kau baik saja dan pasti baik saja.

Bukan aku benci.

Aku hanya takut,

rindu yang telah jadi semakin menjadi-jadi

dan

rasa yang masih ada semakin mengada-ada.

Maafkan sikapku yang tak pernah dewasa dalam menyikapi perpisahan kita.

Aku sedih saja.

Hal yang kutakutkan pada akhirnya terjadi.

Kita yang pernah berdiri bersampingan, kini berpijak pada persimpangan, bersiap mengambil arah yang berbeda.

Terjebak dalam perjalanan melupakan luka dan berakhir dengan tragedi melukakan lupa.

Kendati kita yang telah usai,

segala kenang tentangmu takkan habis dimakan usia.

Karena pada akhirnya nanti, kau yang masih akan kuceritakan pada rintik hujan di ujung jalan.

Kau yang masih akan kuderitakan di setiap detik yang disantap sang waktu.

Dan Kau yang masih akan kuberitakan kepada penjuru dunia

sebagai orang yang pernah membuatku merasa begitu istimewa.

0 Comments Add a Comment?

Add a comment
You can use markdown for links, quotes, bold, italics and lists. View a guide to Markdown
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply. You will need to verify your email to approve this comment. All comments are subject to moderation.

Subscribe to get sent a digest of new articles by Riyandi Joshua

This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.